Oleh: Andre Vincent Wenas
Siapa yang tidak kenal merek Intel. Hampir semua komputer ada tulisan “Intel Inside”, artinya chips (microprocessor) di dalamnya adalah buatan Intel. Pendek kata, Intel merajai pasaran chips komputer dunia. Namun, kenalkah Anda dengan Andrew Grove, orang yang telah memimpin dan membawa Intel sampai sehebat sekarang ini.
Dalam 11 tahun masa kepemimpinan Andrew Grove (1987-1998) Intel mematri dirinya sebagai perusahaan chipmaker terbesar di dunia. Dalam ranking ‘The Most Admired Company’ (perusahaan paling dikagumi) di Amerika Serikat menempati posisi ke lima. Juga dalam ranking perusahaan paling menguntungkan (Most Profitable Company) versi Fortune500 menempati posisi ke tujuh.
Saya sendiri sangat mengagumi sosok yang sangat inspiratif ini. Ia juga teladan para intelektual praktis, kemampuannya mensinergikan karir akademik dengan karir bisnisnya mengagumkan. Selain mengajar manajemen strategik di Stanford University, Andrew Grove juga rajin menulis kolom di media-massa dan menulis buku. Kisahnya mungkin juga bisa menginspirasi Bung Sonny dalam mempertahankan bisnisnya bahkan mengembangkan terus.
Dua bukunya menarik disimak, High Output Management (1983) dan Only The Paranoid Survive (1998). Pelajaran yang bisa kita simak dari bukunya yang pertama – tentang output manajemen - sebenarnya sederhana saja, namun sayangnya masih banyak para manajer yang salah menanggapinya. Ceritanya singkatnya begini:
Suatu ketika Grove mengumpulkan para manajer di perusahaan Intel, dan me-review mereka dengan pertanyaan tentang output manajemen (achievement). Dan jawaban mereka rata-rata masih berkutat pada aktivitas individual yang mereka lakukan, bukannya output yang dihasilkan oleh timnya. Padahal manajemen adalah permainan tim, “the game of management is a team game.” Output seorang manajer bukanlah output individual sang manajer, melainkan output dari unit di bawah supervisi atau pengaruh sang manajer.
Pendelegasian yang disertai empowering merupakan sebagian cara untuk meningkatkan output manajer. Grove sendiri tidak mengukur output dirinya dengan ukuran aktivitas pribadinya, melainkan dari output orang-orang yang dipimpinnya. Menurutnya, tugas terpenting seorang pemimpin adalah berupaya mendapatkan kinerja terbaik dari para stafnya. Mereka mesti diseleksi, dimotivasi, dilatih dan diberikan sasaran-sasaran yang menantang, dinilai (review), dan dihargai oleh seorang pemimpin yang mampu memberikan teladan pribadi yang kuat.
Dari buku kedua, kita belajar dari Andrew Grove bahwa sifat paranoia (selalu cemas, gelisah dan resah) dalam konteks yang positif sangat diperlukan untuk menghadapi sederetan rival bisnis yang senantiasa mengintai. Sifat paranoia ini membuatnya senantiasa berjaga dan waspada terhadap berbagai ancaman yang mengintai. Grove juga menginstruksikan bawahannya untuk bersikap yang sama. Istilah manajemen perubahan modern adalah : menciptakan situasi ‘burning platform’ (tempat berdiri yang terbakar). Maksudnya, senantiasa berpikir tentang contingency-plan (rencana cadangan, alternatif jalan keluar). Berpikir dua-tiga langkah ke depan dan kreatif.
Andrew Grove menggunakan sikap kegelisahannya demi mendorong para manajernya bersikap tanggap dan peka terhadap perubahan. Memikirkan setiap aspek dari bisnisnya, kemungkinan produk yang rusak atau layanan yang cacat (defect), kemungkinan kemerosotan kinerja pabrik, berjaga-jaga terhadap kemungkinan pesaing bakal mampu menemukan cara yang lebih baik dan lebih murah, dan seterusnya.
Kepribadiannya yang bergairah, tegas, dan ambisius terbukti sangatlah cocok dengan iklim persaingan keras di lembah Silicon. Anda juga bisa. Bersiaplah untuk sukses.
(baca selengkapnya di artikel Tabloid Bisnis KONTAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar