Home

Kamis, 24 Juni 2010

Leaving On A Jet Plane

All my bags are packed, I’m ready to go

I’m standing here outside your door

I hate to wake you up to say goodbye

But the dawn is breaking, it’s early morn

The taxi’s waiting, he’s blowing his horn

Already I’m so lonesome I could die

#Reff#

So kiss me and smile for me

Tell me that you’ll wait for me

Hold me like you’ll never let me go

Cause I’m leaving on a jet plane

I don’t know when I’ll be back again

Oh babe, I hate to go

I’m

There’s so many times I’ve let you down

So many times I’ve played around

I’ll tell you now, they don’t mean a thing

Every place I go, I think of you

Every song I sing, I sing for you

When I come back I’ll wear your wedding ring

To Reff #

Now the time has come to leave you

One more time, oh, let me kiss you

And close your eyes and I’ll be on my way

Dream about the days to come

When I won’t have to leave alone

About the times that I won’t have to say

To Reff#

But I’m leaving on a jet plane

Ahhhhh...

Singer : Chantal Kreviazuk

Writer : Deutschendorf, John


*) malam ini, lagu ini bener2 melukiskan perasaanku..

Hmm.. hope for the best J

Kamis, 17 Juni 2010

IQ Finansial


Untuk menjadi kaya kita perlu meningkatkan IQ financial.

(Robert T. Kiyosaki)


IQ finansial menurut Robert Kiyosaki mencakup 4 bidang yang luas :

  • Akuntansi
  • Investasi
  • Mengerti faktor pasar
  • Hukum

1. Akuntansi

Inilah yang Robert Kiyosaki sebut melek finansial. Keterampilan penting jika anda ingin membangun imperium bisnis. Semakin banyak uang yang menjadi tanggung jawab anda, semakin dibutuhkan keakuratan, atau rumah itu akan ambruk. Ini adalah otak bagian kiri, atau detail-detail. Melek finansial adalah kemampuan untuk membaca dan memahami laporan finansial. Kemampuan ini mengizinkan anda untuk mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis apapun.

2. Investasi

Ini yang Robert Kiyosaki sebut ilmu pengetahuan tentang uang yang menghasilkan uang. Ini mencakup strategi dan formula. Ini adalah otak bagian kanan, atau sisi kreatif.


3. Mengerti Faktor Pasar

Menurut saya pribadi, kita harus mengetahui bahwa pasar seringkali digerakkan oleh perasaan atau emosi (fear & greedy). Kemudian faktor pasar yang lainnya adalah pengertian ekonomis akan investasi, apakah investasi masuk akal atau tidak masuk akal berdasarkan pada kondisi-kondisi pasar yang sekarang. Untuk memahami faktor pasar juga kita harus memahami hokum penawaran dan permintaan.

Seperti misalnya pada awal tahun 90-an ketika banyak perusahaan Go Public, banyak sekali orang yang beli saham karena alasan emosionil, bukan alasan ekonomi investasi jangka panjang. Begitu banyaknya orang antri berbondong-bondong untuk mendapatkan saham perdana dengan perhitungan akan untung dalam jangka pendek tanpa menghitung apakah harga saham perdana tersebut masuk akal atau tidak. Memang benar bila dilepas jangka pendek mereka akan untung. Tapi pada prakteknya, banyak orang merasa untung tapi tidak untung sesungguhnya karena mereka tidak jual ketika untung dan ketika harga turun mereka tidak berani jual karena takut rugi dan disimpan sampai hari ini dengan sakit hati. Dan siapa yang untung dalam situasi tersebut? Adalah orang-orang yang memahami hukum pasar dan mereka yang berjualan saham.

Contoh lain ketika demam pencarian emas di amerika, siapa yang kaya? Adalah orang-orang yang menjual alat-alat pertambangan emas dan celana jeans yang kuat untuk para penambang.

Orang-orang yang kaya adalah orang-orang yang bisa mengenali permintaan pasar atau menciptakan pasar sendiri.


4. Hukum

Misalnya, memanfaatkan korporasi yang dibungkus dengan keterampilan teknis tentang akuntansi, investasi, dan pasar dapat membantu pertumbuhan yang luar biasa. Orang dengan pengetahuan tentang keuntungan dan perlindungan pajak yang disediakan oleh sebuah korporasi dapat menjadi kaya dengan jauh lebih cepat daripada orang yang cuma menjadi karyawan atau pemilik tunggal sebuah bisnis kecil. Ini seperti perbedaan antara seseorang yang berjalan kaki dengan yang terbang. Perbedaan itu sangat besar bila menyangkut kekayaan jangka panjang.


Sudahkah Anda mengasah kecerdasan IQ finansial Anda?

*disarikan dari TDW university

Bagaimana berhasil menjadi True Business Owner



Salah satu tes apakah “Business Owner” atau “Self-employee” yang memiliki business sesungguhnya adalah bila bisnis tadi kita tinggal satu tahun, bisnis tadi bertambah besar atau rugi, (bisakah anda meninggalkan bisnis anda selama satu tahun atau lebih dan saat kembali menemukannya lebih menguntungkan serta berjalan dengan baik daripada ketika anda pergi?).

Bagaimana bisnis kita berkembang dengan atau tanpa kita ?
Menurut Robert Kiyosaki untuk berhasil menjadi “Business Owner” diperlukan :
A. Pengendalian sistem
B. Kemampuan memimpin orang.
Banyak orang merasa bahwa yang paling penting adalah produk atau jasanya. Ini tidak mutlak benar.
Jutaan orang bisa membuat burger lebih enak dari Mc. Donald tapi hanya Mc. Donald yang mempunyai system yang telah menyajikan milyaran burger.
Menurut saya ada 3 sistem yang diperlukan untuk membuat perusahaan menjadi dahsyat :
1. Sistem sumber daya manusia termasuk pembinaan, reward dan punishmentnya.
2. Sistem kontrol (kontrol arus kas, kontrol kedisiplinan, kontrol keuangan , administrasi, dll).
3. Sistem marketingnya.
Sistem adalah urut-urutan kerja yang logis dan menghasilkan.

Untuk memilih orang-orang yang tepat menurut saya ada 3 kualitas yang diperlukan, yaitu :
Passion
Integrity
Skill


disarikan dari TDW University

Rabu, 16 Juni 2010

Kegelisahan yang Positif

Oleh: Andre Vincent Wenas

Siapa yang tidak kenal merek Intel. Hampir semua komputer ada tulisan “Intel Inside”, artinya chips (microprocessor) di dalamnya adalah buatan Intel. Pendek kata, Intel merajai pasaran chips komputer dunia. Namun, kenalkah Anda dengan Andrew Grove, orang yang telah memimpin dan membawa Intel sampai sehebat sekarang ini.

Dalam 11 tahun masa kepemimpinan Andrew Grove (1987-1998) Intel mematri dirinya sebagai perusahaan chipmaker terbesar di dunia. Dalam ranking ‘The Most Admired Company’ (perusahaan paling dikagumi) di Amerika Serikat menempati posisi ke lima. Juga dalam ranking perusahaan paling menguntungkan (Most Profitable Company) versi Fortune500 menempati posisi ke tujuh.

Saya sendiri sangat mengagumi sosok yang sangat inspiratif ini. Ia juga teladan para intelektual praktis, kemampuannya mensinergikan karir akademik dengan karir bisnisnya mengagumkan. Selain mengajar manajemen strategik di Stanford University, Andrew Grove juga rajin menulis kolom di media-massa dan menulis buku. Kisahnya mungkin juga bisa menginspirasi Bung Sonny dalam mempertahankan bisnisnya bahkan mengembangkan terus.

Dua bukunya menarik disimak, High Output Management (1983) dan Only The Paranoid Survive (1998). Pelajaran yang bisa kita simak dari bukunya yang pertama – tentang output manajemen - sebenarnya sederhana saja, namun sayangnya masih banyak para manajer yang salah menanggapinya. Ceritanya singkatnya begini:

Suatu ketika Grove mengumpulkan para manajer di perusahaan Intel, dan me-review mereka dengan pertanyaan tentang output manajemen (achievement). Dan jawaban mereka rata-rata masih berkutat pada aktivitas individual yang mereka lakukan, bukannya output yang dihasilkan oleh timnya. Padahal manajemen adalah permainan tim, “the game of management is a team game.” Output seorang manajer bukanlah output individual sang manajer, melainkan output dari unit di bawah supervisi atau pengaruh sang manajer.

Pendelegasian yang disertai empowering merupakan sebagian cara untuk meningkatkan output manajer. Grove sendiri tidak mengukur output dirinya dengan ukuran aktivitas pribadinya, melainkan dari output orang-orang yang dipimpinnya. Menurutnya, tugas terpenting seorang pemimpin adalah berupaya mendapatkan kinerja terbaik dari para stafnya. Mereka mesti diseleksi, dimotivasi, dilatih dan diberikan sasaran-sasaran yang menantang, dinilai (review), dan dihargai oleh seorang pemimpin yang mampu memberikan teladan pribadi yang kuat.

Dari buku kedua, kita belajar dari Andrew Grove bahwa sifat paranoia (selalu cemas, gelisah dan resah) dalam konteks yang positif sangat diperlukan untuk menghadapi sederetan rival bisnis yang senantiasa mengintai. Sifat paranoia ini membuatnya senantiasa berjaga dan waspada terhadap berbagai ancaman yang mengintai. Grove juga menginstruksikan bawahannya untuk bersikap yang sama. Istilah manajemen perubahan modern adalah : menciptakan situasi ‘burning platform’ (tempat berdiri yang terbakar). Maksudnya, senantiasa berpikir tentang contingency-plan (rencana cadangan, alternatif jalan keluar). Berpikir dua-tiga langkah ke depan dan kreatif.

Andrew Grove menggunakan sikap kegelisahannya demi mendorong para manajernya bersikap tanggap dan peka terhadap perubahan. Memikirkan setiap aspek dari bisnisnya, kemungkinan produk yang rusak atau layanan yang cacat (defect), kemungkinan kemerosotan kinerja pabrik, berjaga-jaga terhadap kemungkinan pesaing bakal mampu menemukan cara yang lebih baik dan lebih murah, dan seterusnya.

Kepribadiannya yang bergairah, tegas, dan ambisius terbukti sangatlah cocok dengan iklim persaingan keras di lembah Silicon. Anda juga bisa. Bersiaplah untuk sukses.

(baca selengkapnya di artikel Tabloid Bisnis KONTAN)