Ada 3 hal yang menentukan karakter seseorang, yakni gen, keluarga & lingkungan. Seseorang akan menjadi orang baik atau jahat, rajin atau malas, peduli atau cuek dan seterusnya sudah dapat ditebak dari sekarang dengan mengidentifikasi 3 hal tersebut.
Begitu pula terkait profesi apa yang akan dilakoni seseorang di masa yang akan datang pun juga bisa diprediksi dengan memperhatikan ketiga hal tersebut. Nah, gimana kalo Anda terlahir dari keluarga ‘priyayi/karyawan’ tetapi ingin menjadi seorang pengusaha/entrepreneur? Karena gen & keluarga Anda yang sudah pasti punya budaya & mindset priyayi, maka satu-satunya hal yang bisa Anda lakukan adalah Anda musti bergaul dengan lingkungan para entrepreneur.
Salah satu komunitas entrepreneur yang bagus yang ada di Indonesia adalah ‘Rhenald Kasali School of Entrepreneur/RKSE’ yang bermarkas di Rumah Perubahan, Jakarta Timur (maaf nih sedikit berpromosi karena saya salah satu alumninya hhee.. ), lebih jelasnya silakan lihat di http://www.rkse.co.id
Foto di atas adalah saat acara gathering sekalian buka bersama alumni RKSE pada hari Sabtu, 21 Agustus 2010 di Rumah Perubahan. Sebagian alumni ada yang baru mulai merintis usaha, ada yang sudah mempunyai usaha.
Kita lihat 3-5 tahun kemudian mereka akan jadi apa? Dengan visi yang besar & kemauan kuat serta ridlo Allah SWT, insya Allah mereka akan jadi pemain kunci ekonomi Indonesia.
Sore ini, pertama kalinya aku ngikutin acara buka bersama di masjid raya Al-A’zhom, Tangerang. Sebenarnya sih ngga sengaja, sore tadi sehabis jamaah sholat ashar tiba-tiba rasa gelisah menyapa hatiku. Karena bingung mau ngapain, ya udah deh sesekali ngabuburit di masjid ini.
Ide awalnya mau tafakur aja, eh capek juga, trus tilawah ah.. mumpung bulan Ramadhan nih, eh sampai 16.30 udah mulai capek juga, browsing2 pake HP aja deh sambil liat pesawat terbang yang naik turun di bandara Soekarno Hatta, hmm.. subhanallah indahnya sore itu, sampai sempet netesin air mata euy.. subhanallah, sungguh Engkau Maha Besar ya Allah.. mohon maafkan hamba yang kecil tapi sombong ini.
Jam di tangan menunjukkan pukul 17.30 ketika masjid mulai makin ramai, panitia buka bersama pun terlihat mulai sibuk membagikan ta’jil, Alhamdulillah sebungkus kurma loncat pula ke pangkuanku, lumayaan.. jadi teringat beberapa tahun lalu ketika masih aktif jadi amil di Rumah Zakat cabang Semarang, tiap sore musti pindah-pindah masjid untuk bagi-bagi paket buka bersama.
Akhirnya 17.57 panitia mengumumkan bahwa ‘saatnya maghrib untuk daerah DKI Jakarta & sekitarnya’, alhamdulillaah.. bareng2 yuk baca doa buka puasa: bismillahirrahmaanirrahiim.. Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa ‘ala rizqika afthartu, birahmatika yaa arhamarraahimiin..
ya Allah tebalkan iman di dadaku ini, ajari aku ikhlas atas semua garis hidup yang telah Engkau tetapkan, iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, ihdinaa shirathal mustaqiim.
Beberapa hari ini ada temen yang sering mengeluh tentang anak buahnya. Ada aja yang dikeluhkan mulai dari kemalasan, ketidakpekaan, kerja ‘semau gue’ dan seterusnya terkait hal-hal yang kurang baik yang melekat pada diri anak buahnya tersebut. Iseng aku tanyain: ‘emang udah kamu apakan anak buahmu? Sudah dikasih tahu & diarahkan kah?’, ‘sudah semua atuh boss.. emang dasar tuh anak’, jawabnya dengan wajah cemberut.
Nah, karena penasaran & kasihan sama temen satu ini, so, aku bikin observasi kecil-kecilan. Ternyata eh ternyata sesuai yang aku duga, ternyata sang temen ini hanya main perintah & sikapnya ‘bossy’ banget. Walah ya pantesan anak buahnya pada kayak gitu, lha wong pemimpinnya juga malas, cuek, kurang peduli, tidak mau meng-upgrade diri dst.
Ingat sobat, orang-orang yang kita pimpin adalah cermin diri kita, menjelekkan bawahan kita sama dengan menjelekkan diri kita sendiri. So, jangan menjelekkan bawahan kita pada orang lain karena sama dengan menunjukkan kejelekan diri kita sendiri pada orang lain.
Jadi ingat firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Ash-Shaff ayat 2-3: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
So, be a leader as a role model ya…Bawahan kita lebih memperhatikan apa yang kita lakukan daripada apa yang kita katakan.
Un arbre c’est vert Tous les arbres sout verts On a tellement vu d’arbres verts Que l’on a oublie qu’il existe Aussides arbres roses Mais si tous les abres etaient roses Je vous aimais parle d’un arbre vert Le monde est beau
Pohon itu hijau Pepohonan itu hijau Kita terlalu sering melihat pohon hijau Sehingga kita sering lupa bahwa Ada pula pohon merah Tetapi bila semua pohon berwarna merah Aku akan senang berkisah padamu Tentang pohon yang hijau Betapa indahnya dunia
Kenzo Takada
*dikutip dari tulisan sang Guru yang belum pernah ketemu, pak Palgunadi -www.palgunadi.com-, semoga suatu saat Allah perkenankan kami untuk bersillaturrahmi :-)
Kalimat ini pertama kali disampaikan seorang teman, mba Uya panggilannya, ketika kami lagi menjalani orientasi karyawan baru LKMS Mozaik di kota ‘gudeg’ Jogja, awal tahun 2008 silam. Kata si empunya sih karena si dia mesti selalu belajar hal-hal baru apalagi disiplin ilmu yang beda dengan kuliahnya (sarjana peternakan dipaksa belajar akuntansi, jauh bangeeett.. :-)).
Slogan kota Jogja ‘Never Ending Asia’ oleh temen satu ini diplesetin jadi ‘Never Ending Learning’, meski maksain tapi pas dengan kondisi kita ketika itu hhee.. :)
Hmm.. makin ke sini kalimat yang satu ini bener-bener jadi makin aku banget deh.. apalagi sejak hijrah ke Tangerang ini, hari-hariku bener2 mesti bekerja & belajar keras. Gimana tidak? Ini bisnis baru, bidang baru (agri bisnis), kota baru & yang pasti ini dunia baru bagiku.. menarik sekaligus menantang untuk ditaklukkan.
Alhamdulillah.. tetep musti banyak bersyukur deh.. baru efektif 1 bulan, meski secara materi belum seberapa yang dihasilkan tapi progress-nya cukup bagus, pelan dan pasti, Allah mulai bukakan simpul-simpulnya. Insya Allah potensinya sangat besar untuk berkembang lebih besar & besar lagi, semoga Allah meridloi.. J
So, keep spirit, keep moving & keep learning. Insya Allah akan diberikan ‘miracles’-Nya.
*Refleksi 1 bulan sejak hijrah di Tangerang, semoga diberi kemudahan oleh-Nya*
Selasa, 17 Agustus 2010, tepat 65 tahun Indonesia merdeka. Apakah Anda sudah merasa merdeka? Banyak jawaban yang bisa Anda berikan, tergantung sudut pandang mana yang Anda ambil. Gimana kalo pertanyaan itu ditanyakan pada saya? Saya akan jawab dengan sangat mantap bahwa ‘Saya sudah benar-benar MERDEKA’.
Alhamdulillah tahun ini aku bisa ketemu bulan yang penuh berkah lagi. Ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena Ramadhan tahun ini aku lagi di kota Tangerang, sebuah kota yang baru kutinggali kurang dari 2 bulan ini.
Subhanallah.. alangkah nikmatnya tinggal di dekat sebuah masjid agung, masjid Raya Al-A’dhom namanya, kebanggaan warga Tangerang. Masjid yang sangat megah, mewah & sangat terawat, nyamaaann banget deh.. karpetnya yang selalu wangi semakin membuatku rajin jamaah di sana, apalagi momen Ramadhan ini, bener2 ga mau terlewatkan deh.. Tarawih pertama hampr 6.000 jamaah sholat bareng di masjid Al-A’dhom, indahnya..
Ada perasaan unik dalam hatiku.. ada kedamaian yang sangat.. sungguh luar biasa, sekian tahun aku merantau sejak tahun 1994 di kota Semarang, Surabaya, Jakarta, Bandung hingga sekarang di Tangerang. Kali ini bener2 terasa ‘hommy’ banget, I like it, serasa di kampung Demak, Jateng, jadi inget masa kecil euy.. :)
Akankah perantauanku akan berakhir di kota ini? Hmm.. May be yes, may be no, hanya sang Khaliq yg tahu. Memang aku punya mimpi akan keliling dunia, tapi aku kira ngga salah juga kalau kota ini aku jadikan tempat tinggalku. Toh, Tangerang ini bagian dari Jakarta, ibu kota Indonesia, & Jakarta juga bisa dijadikan gerbang menuju dunia. So, why not???
Wahhh tahu deh.. intinya aku makin merasa nyaman & betah tinggal di kota ini. Semoga Allah memberikan ridlo & barokah-Nya.
'Renungan sehabis pulang jamaah trawih malam kedua Ramadhan, bahagianya sempet mengabadikan masjid Al-A'dhom di malam itu..