Kukira ungkapan itu tidaklah berlebihan untuk mengungkapkan kekagumanku pada presiden pertama kita ini, sebuah pribadi yang hebat dalam menggaet hati rakyat Indonesia. Bahkan saking setianya rakyat Indonesia sampai terlahir semboyan dalam bahasa Jawa ‘Pejah Gesang Nderek Bung Karno’ (Hidup atau mati ikut bung Karno -Pen).
‘Persuasion is The Language of Business Leadership’. Demikian dikatakan oleh Jay A. Conger, professor di bidang Organizational Behavior dari University of Southern California di Los Angeles, US. Ungkapan tersebut ditulis dalam artikel di Harvard Business Review bulan Mei-Juni 1998.
Berdasarkan riset & pengamatan yang dilakukan selama 12 tahun, professor Conger menyimpulkan ada 4 langkah yang sangat essensial untuk menjadi pelaku persuasi yang efektif.
- Membangun kredibilitas. Ada 2 sumber kredibilitas, yakni keahlian dan perilaku yang mencerminkan kejujuran dan integritas,
- Bagaimana menyampaikan gagasan dalam rangka kepentingan pihak yang harus dipengaruhi. Jadi bukan dalam kerangka kepentingan pihak yang menyampaikan gagasan, tapi lebih ke kepentingan audiens yang akan dipengaruhi,
- Memperkuat gagasan dengan bahasa yang membangkitkan semangat & didukung oleh bukti-bukti yang kuat,
- Membuat gagasan yang disampaikan terhubung dengan emosi audiens.
Ternyata teori itu tidak hanya bisa dipakai untuk kepemimpinan bisnis, tapi juga cocok diterapkan dalam kepemimpinan apapun, baik social, politik, bisnis, budaya dsb. Salah satunya sudah diaplikasikan jauh-jauh hari oleh presiden pertama kita, bung Karno.
Perjuangan panjang Soekarno untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, bahkan rela keluar-masuk penjara & hidup dalam pembuangan di luar Jawa merupakan langkah beliau untuk membangun kredibilitas di mata rakyat Indonesia.
Yang kedua, Soekarno juga sangat hebat dalam menyampaikan gagasan demi kepentingan rakyat, yaitu ‘perjuangan untuk kemerdekaan demi kemakmuran bangsa Indonesia’
Kemudian terkait bahasa yang membangkitkan semangat, tentu tidak disangsikan lagi betapa Soekarno sangat hebat dalam membangkitkan semangat rakyat dengan bahasa yang menggambarkan kemakmuran bangsa, yakni Negara yang Loh Jinawi, subur kang sarwo tinandur, murah kang sarwo tinuku.
Pun, Soekarno juga dikenal sangat lihai meracik kata dengan menggunakan bahasa yang menyentuh perasaan rakyat. Nggak percaya? Tanyain pada kakek-nenek kita yang pernah mendengar langsung pidato Soekarno deh.. pantes kan sampai muncul semboyan Pejah Gesang Nderek Bung Karno?
Hebat kan Bapak kita yang satu ini? Pantesan juga beliau juga jago menggaet gadis-gadis hheee.. (sorry intermezzo, yang ini jangan ditiru ya.. J)
Semoga bermanfaat!!!
Note: tulisan disarikan dari berbagai sumber salah satunya dari tulisan Subarto Zaini dalam majalah Business Review edisi Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar