Sehari lagi, 11 Juli 2012, masyarakat Jakarta bakal menentukan
calon pemimpinnya untuk masa 5 tahun mendatang. Karena yang punya hajat ini
kota Jakarta, miniatur Indonesia, maka meski event ini hanyalah Pemilihan
Kepala Daerah, tapi ‘kehebohannya’ serasa pemilihan RI-1 loh..
Pesta demokrasi makin semarak karena diikuti oleh 6 pasang
kontestan, 4 pasang diusung partai politik & 2 pasang lagi berangkat
sebagai calon independen. Serunya lagi nih, ada beberapa calon orang DKI-1 ini yang
sengaja di-import oleh parpol dari daerah-daerah di luar DKI, sebut saja Jokowi
dari Solo, Ahok dari Bangka-Belitung & Alex Nurdin dari Sumatera Selatan,
serta ada beberapa lagi yang meski sudah menjadi warga Jakarta tapi sebenarnya
pendatang juga.
14 tahun sejak era reformasi bergulir, sejujurnya baru kali
ini saya merasa terbawa euforia demokrasi. Baru kali ini juga saya merasa ada
kandidat pemimpin daerah yang terasa ‘sangat sreg’, namun sayangnya
di kala
saya ingin mengikuti pestanya, justru hanya bisa menjadi penonton di luar arena.
Pria kurus & sederhana yang bernama Joko Widodo alias ‘Jokowi’ lah yang
yang mampu membuatku tergerak memberikan simpati padanya.
Sosok Jokowi sudah saya dengar semenjak saya masih berdomisili
di Semarang, seorang walikota yang berangkat dari pengusaha exportir meubelair.
‘Kehebatan & kesederhanaan’ beliau sering saya dengar langsung dari
temen-temen deketnya karena kebetulan saya juga punya banyak temen yang
bergerak di bidang export meubelair. Seiring perjalanan waktu, nama beliau
makin sering saya dengar ketika banyak prestasi mengiringi perjalanan beliau
sebagai walikota Solo.
Beberapa tahun belakangan nama Jokowi makin populer sebagai
tokoh penting Indonesia, apalagi sejak launching mobil ‘esemka’, profilnya
makin banyak menghiasi media yang mengulas sisi-sisi positifnya, diantaranya
tentang keberpihakannya pada masyarakat kecil & gaji yang ngga pernah
diambil.
So, mengapa saya suka Jokowi? Karena saya melihat diri saya ada
dalam diri Jokowi, yakni seorang politisi & ekonom. Bukan hanya pengamat
politik atau pengamat ekonomi yang hanya bisa ngomong tanpa aksi. Ok, mari kita perjelas
ya..
- Jokowi adalah pengusaha swasta murni yang bergerak dalam bidang export meubel, sehingga Jokowi pastinya menguasai strategi manajemen perusahaan dengan baik yang bisa diaplikasikan juga dalam manajemen organisasi pemerintahan. Kompetensi ini yang membedakannya dengan kandidat walikota/gubernur pada umumnya yang berangkat dari pengusaha ‘proyek’ yang biasanya ketika jadi orang nomer satu di daerah justru makin ‘menggerogoti’ anggaran daerahnya. Contoh prestasi manajemen yang Jokowi toreh adalah pembuatan ‘kartu pintar’ & ‘kartu sehat’. Jangan melihat kartunya, tapi lihatlah sistem manajemennya sehingga dana kesehatan & dana pendidikan bisa efektif & tepat sasaran. Terbukti ampuh kan? Sudah 7 tahun dijalankan di Solo loh...
- Salah satu hobby beliau adalah mengikuti berita politik & ekonomi, wahhh ini juga gue banget euy.. Sejauh pengamatan saya, Jokowi sukses mengkombinasikan pendekatan ekonomi & politik. Jauh-jauh hari Jokowi sudah membangun ‘awarness’ melalui program mobil esemka. Trus ketika kampanye, Jokowi menggunakan kotak-kotak sebagai warna branding-nya. Ketika ditanya wartawan mengapa beliau memilih mengenakan baju kotak-kotak? dengan enteng beliau jawab bahwa beliau ingin bikin diffrensiasi. Nah, bukannya ini ilmunya ekonom banget???
- Jokowi adalah seorang businessman yang juga berjiwa sosial, wah makin gue banget kan? hal ini terlihat ketika dunia sudah berada di genggaman (kekayaan beliau Rp. 27 milyar loh..), beliau fokus mengabdikan dirinya untuk masyarakat sehingga jabatan beliau bener-bener sebuah pengabdian. Bahkan menurut pengakuan istrinya, selama menjadi walikota itu bukannya makin kaya tapi hartanya malah makin berkurang, tapi hebatnya meski makin berkurang tidak sampai membuat Jokowi jatuh miskin kan?
Nah, sudah tahu kan kenapa saya mendukung Jokowi? Bagaimana dengan
Anda?
Tulisan ini hanyalah mencoba membatu memberikan gambaran
siapa Jokowi & saya tidak dibayar serupiah pun untuk nulis ini. Bahkan baju
yang saya pakai juga saya beli pakai duit sendiri kok..
Oya, saya mohon maaf kepada rekan-rekan yang beda pilihan,
sekali lagi mohon maaf. Insya Allah semua punya tujuan baik kok, hanya saja saya
lebih mendukung Jokowi untuk Jakarta
Baru hhhee.. J
Bravo Jokowi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar